Breaking

Rabu, 18 November 2015

Tempat Pemakaman Umum


Ini cerita pertamaku, oh ya hampir lupa perkenalkan nama aku Putri biasa dipanggil Puput.

Aku ingin cerita tentang pemakaman umum dekat rumahku yang terletak di jalan terusan Pejaten

Barat 2. Walaupun terlihat biasa saja di siang hari, tapi banyak cerita hantu lahir disini. Aku sendiri

yang sudah belasan tahun tinggal di sekitar daerah TPU belum pernah diganggu, mungkin karena

dari kecil jadi penunggunya sudah kenal sama aku (hehe).

Tapi justru keluarga ku seperti mama, bapak dan adik aku yang bernama Ratna sudah pernah

mengalami yang namanya ketemu hantu. Pada tau tidak kecelakaan pesawat Silk Air yang jatuh di

sungai Musi? kalau gak salah akhir tahun 1997, coba aja googling. Nah salah satu korbannya itu

tetangga aku, orang bule yang tinggal di rumah bernomor 1, kalau gak salah orang Jerman. Saat itu

mereka sekeluarga bapak, emak, sama anaknya berencana mau merayakan natalan sama tahun

baruan di kampung halamannya.

Malah kecelakaan dan konon gak ada satu jenazah pun yang bisa dikenalin karena mayatnya hancur

berkeping-keping beserta pesawatnya. Tapi anehnya setelah kecelakaan, arwahnya gentayangan

disekitar rumahnya ya.

Setelah kejadian pesawat jatuh yang memakan korban tetangga aku itu, konon banyak supir taksi

yang menjadi korban kejahilan sang hantu. Katanya ada bule cewek yang minta diantar ke rumah

no 1. Giliran sudah sampai, hilang tuh bule. Anehnya cerita hantu ini jadi fenomena di kalangan

supir. Contohnya, waktu aku pulang naik taksi sama keluarga (lupa habis darimana), disuruh antar

masuk kedalam gak mau, padahal mereka kan gak tau itu kuburan, taunya hanya jalan umum biasa

repot deh kalo harus jalan kaki ke dalam.

Kejadian kedua ini dialamin langsung sama ojek langganan mama. Dulu waktu mama masih jualan

sayur berangkat jam 12 malam dan jam 3 pagi pulang, biasa begitu. Besoknya, ketika biasa mau

pulang gak tau kenapa si ojek langganan ini gak mau nganter lagi. Besoknya mantan private ojek ini

baru berani cerita, jadi ketika hari terakhir nganter mama Puput, pas di bawah pohon kedondong

seperti ada tangan dingin mau ngelap mukanya perlahan. Denger cerita itu mama sontak nyeplos

"Mau kenalan kali mas", tetep aja dia takut gak mau lagi.

Terus cerita ketiga bapak ku yang ngalamin, saat magrib. Bapak jalan belanja, ketika sampai di

tikungan ke dua di makam dekat gardu "motor terasa berat ya" tapi bapak tetap cuek "mungkin ada

yang numpang". Sampai di gang 110, motor kembali ringan. Bapak beranikan diri melihat ke

belakang, ada topi melayang tanpa badan dan kepala balik arah pulang. Langsung bapak tancap gas

karena saking paniknya.

Cerita ke 4 adek aku yang perempuan yang ngalamin. Kebetulan aku sama adek tidur di atas. Nah

saat itu jendela gak pernah ditutup gorden karena menghadap kerumah no 2 yang lumayan terang

walaupun ditutupi dengan rimbunnya pohon bambu. Saat malam adek mau buang air kecil, dan harus

turun ke bawah. Gak taunya matanya langsung reflek melihat jendela.

Mata yang tadinya masih terlihat mengantuk langsung melek gara-gara lihat miss kunti terbang di

depan mata ke arah makam. Dia lalu langsung gak jadi ke bawah. Untung aja miss popular Indonesia

itu gak melihat adek aku, coba kalau lihat, pasti akan beda cerita. Yang bikin heran kenapa

bentuknya sama seperti di film hantu kata adek aku.