Breaking

Selasa, 17 November 2015

Yang Mengantar Kepulangan-Mu

Siang berhiaskan redupnya mentari dalam hidupku. Terkadang sinarnya mentari tidaklah seterang ketika langit biru terbuka menembus langit ke tujuh, awan putih menjadi penghalang yang menyembunyikan mentari seolah meredup dan tidak bersinar seperti hari – hari pada biasanya. Jam dinding berputar tiada henti, sedangkan kemandang merdunya adzan tinggal beberapa menit lagi. Aku di sini menunggu dan terus menerus menunggu, kadang rasa bosan, jenuh, dan kesalpun menjadi satu. Aku sadar hari ini, detik ini dan pada saat ini kebosanan sedang melanda hatiku yang di rundung pilu. apa yang aku lakukan rasanya akan terlalu klasik jika aku ungkapkan, karena penantian yang kunantikan tiada pada dasarnya sangatlah membosankan dan aku menyadari jika aku terus menerus seperti ini mungkin aku akan menjadi orang… bahkan tidak menutup kemungkinan jadi gila.
www.sahabatpoker.com
Kesadaran akan sebuah arti penantian pada hari kemarin tentang sebuah nama yang membuat hati ini kuat dan mampu untuk senantiasa menunggu. Sebuah keputusan untuk kembali kerumah sempat tersirat di dalam hatiku, namun aku terus menahannya dan butiran mutiara air mana sempat menetes ketika waktu itu, namun aku tetap menahannya karena aku takut untuk di katakan lebay, padahal sebenarnya butiaran air yang menetes di pipi adalah ungkapan rasa ketidak relaanku akan kepergian hadirnya dirimu.
  Sumatra adalah tempat dimana kamu di lahirkan dan di besarkan, namun apakah salah ketika air mata ini menjadi sebuah pengantar akan sebuah perpisahan dari kepergianmu ??? Mungkin kata iya akkan terlontar dari mulut manis tentangmu, namu aku tetap memohon agar kamu memaklumi apa yang tersirat dalam hatiku, dalam hati yang sedang di rundung pilu.
    Setelah hari yang sangat menyedihkan dalam hidup ini, tiada waktu tanpa ku tatap foto kita berdua di dalam kenangan masa lalu. Semua impian tentang mu terasa begitu dekat dan semakin dekat ku gapai, ketika kisah kenangan di masa lalu merasuk lalui akal bahwah sadarku. Awal sebuah pertemuan ku dapati dirimu seolah paling cool, songong dan diam. Namun entah kenapa hati ini melepuh dan rasa suka akan hadir dirimu menusuk jantung hatiku. Sekian lama rasa suka ku pendam, melebar dan membesar menjadi rasa sayang, namun rasa untuk mengungkapkan dapat di kalahkan oleh rasa genggsi karena aku adalah seorang perempuan. Jika aku berpikir secara sehat, Maka tidak perlu aku menahan rasa gengsi di jaman semodern ini, Mungkin jika aku mampu untuk mengalahkan rasa gengsi yang membelenggu, pada saat itu aku akan berucap bahwa aku sayang padamu.